Halaman
58
59
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Tema 2
Keadaan Penduduk Indonesia
58
59
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
TEMA 2
KEADAAN PENDUDUK INDONESIA
PETA KONSEP
Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran dilaksanakan, siswa diharapkan dapat:
a.
Menjelaskan asal-usul
penduduk Indonesia
b.
Menunjukkan jalur kedatangan
nenek moyang bangsa Indonesia
c.
Menjelaskan ciri penduduk Indonesia dari sisi jumla
h dan kepadatan
d.
Menjelaskan komposisi penduduk
Indonesia menurut pendidikan
e.
Menjelaskan komposisi penduduk
Indonesia menurut agama
f.
Menjelaskan komposisi penduduk I
ndonesia menurut bidang pekerjaan
g.
Menjelaskan komposisi
penduduk Indonesia menurut lokasi geografis
desa dan kota
h.
Menjelaskan pengertian
mobilitas penduduk
i.
Menjelaskan sarana dan prasarana pendukung mobilitas penduduk
di Indonesia
j.
Menjelaskan rute mobilitas penduduk
Indonesia
k.
Menjelaskan pengertian
lembaga sosial
Nenek Moyang
Bangsa
Indonesia
Penduduk
Lembaga
Sosial
Aktivitas
Penduduk
Mobilitas
Penduduk
Jumlah dan
Kepadatan
Komposisi
Penduduk
Penduduk
Pendatang
60
61
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Menyebutkan jenis-jenis lembaga sosial di Indonesia Lokasi dan
keadaan alam memberi pengaruh terhadap keadaan penduduk yang
tinggal di Indonesia. Posisinya yang strategis dan keadaan alamnya yang
kaya sumber daya, membuat banyak penduduk dari daerah lain untuk
menetap di wilayah ini. Dalam perjalanan sejarahnya terjadi interaksi
antara penduduk yang telah lebih dulu tinggal dan penduduk yang datang
kemudian sampai terbentuk keadaan penduduk yang kita saksikan saat
ini.
Bagaimanakah keragaman
penduduk Indonesia tersebut terjadi?
Bagaimanakah keadaan penduduk Indonesia dilihat dari jumlah dan
sebarannya, komposisinya, dan mobilitas penduduknya? Pertanyaan-
pertanyaan akan dibahas lebih jauh dalam bagian ini. Diharapkan
setelah selesai mempelajari keadaan penduduk Indonesia, kamu dapat
memahami keadaan keragaman penduduk Indonesia, sehingga lebih
menghargai dan menghormati keragaman tersebut. Sejumlah informasi
tidak termuat dalam materi bab ini, tetapi kamu dapat menelusurinya dari
berbagai sumber, baik dari buku maupun internet.
A. Asal Usul Penduduk Indonesia
Paul dan Fritz Sarasin (Basri, 2011) mengemukakan bahwa penduduk
asli Indonesia adalah suatu ras yang berkulit gelap dan bertubuh kecil.
Ras ini pada awalnya mendiami Asia Bagian Tenggara yang saat itu masih
bersatu sebagai daratan pada zaman es atau periode glasial. Namun,
setelah periode es berakhir dan es mencair, maka dataran tersebut
kemudian terpisah oleh lautan yaitu laut China Selatan dan laut Jawa.
Akibatnya, daratan yang tadinya bersatu kemudian terpisah menjadi
daratan utama Asia dan Kepulauan Indonesia. Penduduk asli tinggal di
daerah pedalaman dan penduduk pendatang tinggal di daerah pesisir.
Keturunan dari ras yang mendiami Asia bagian tenggara tadi dikenal
sebagai orang-orang Vedda yang dikelompokkan sebagai “negrito/
negroid”. Ciri fisik orang Vedda hampir sama dengan penduduk asli
Australia (Aborigin), sehingga Koentjaraningrat (seorang ahli Antropologi
Indonesia) menyebut orang Vedda sebagai Austro-Melanosoid.
60
61
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Orang Vedda kemudian menyebar ke timur dan mendiami wilayah
Papua, Sulawesi Selatan, Kai, Seram, Timor Barat, Flores Barat, dan terus
ke timur sampai Kepulauan Melanesia. Walaupun umumnya ke timur, tapi
sebagian ada juga yang menyebar ke arah barat dan menghuni Pulau
Sumatra. Orang Vedda di Sumatra mengembangkan kapak genggam
dan suka memakan kerang-kerangan. Buktinya adalah adanya fosil kulit
kerang di dekat Langsa (Aceh), Sumatra Utara, Pahang, Kedah dan Perak
di Malaysia.
Bukti penggunaan kapak genggam sebenarnya tidak hanya ditemukan
di Sumatra tetapi juga pada gua-gua yang ada di Pulau Jawa. Beberapa gua
di Jawa yang menyimpan bukti penggunaan kapak genggam adalah gua
Petruruh (Tulungagung), Gua Sodong (Besuki). Gua Sampung (Ponorogo).
Bahkan, kapak genggam juga ditemukan hingga Vietnam Utara, sehingga
Koentjaraningrat berpendapat bahwa telah terjadi perpindahan Austro
Melanosoid dari wilayah timur ke wilayah barat Nusantara, dari Jawa ke
Sumatra, Semenanjung Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Dalam perkembangannya, ternyata ada hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa sebelum bangsa Vedda mendiami wilayah Nusantara,
terdapat orang-orang asli yang lebih dulu tinggal seperti orang kubu di
Sumatra dan orang Toala di Sulawesi. Karena itu, orang Vedda sendiri
dianggap pendatang atau imigran pertama yang datang ke pulau-pulau di
Nusantara yang sudah berpenghuni.
Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Vedda_people
Gambar 2.1 Ciri Fisik Orang Vedda
62
63
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Setelah kedatangan orang Vedda ke Nusantara, kemudian disusul oleh
kedatangan dua gelombang besar manusia yang dikenal sebagai Proto
Melayu dan Deutero Melayu. Proto Melayu dianggap sebagai kelompok
melayu Polinesia yang bermigrasi dari wilayah Cina Selatan (sekarang
menjadi Provinsi Yunan) melewati Indochina dan Siam kemudian masuk
ke pulau-pulau di Nusantara. Peristiwa tersebut terjadi sekitar 3000 tahun
sebelum masehi (SM). Saat ini Proto Melayu dianggap mencakup Gayo
dan Alas di Sumatra Utara dan Toraja di Sulawesi.
Proto-Melayu bermigrasi ke wilayah Nusantara melalui dua jalur yaitu
jalur barat dan timur. Jalur barat dilalui oleh mereka yang berasal dari
Yunan (Cina Bagian Selatan).
Mereka bermigrasi lewat jalur darat degan rute atau jalur sebagai
berikut: Pertama masuk ke Indochina, kemudian masuk ke Siam,
Semenanjung Melayu, Sumatra dan akhirnya menyebar ke seluruh
Nusantara. Peristiwa rersebut ditaksir sekitar 11.000 – 2.000 SM.
Sebagian Proto Melayu mengambil jalur timur dan berasal dari
Kepulauan Ryukyu Jepang. Dari sana mereka mengarungi lautan menuju
Taiwan, Filipina, Sangir, dan Masuk ke Sulawesi Selatan. Bukti dari
perpindahan tersebut adalah adanya suku Toala Proto-Melayu.
Bangsa Proto-Melayu membawa perkakas dari batu berupa kapak
persegi dan kapak lonjong. Kapak persegi dibawa oleh Bangsa Proto-
Melayu yang pindah melalui jalur barat, sedangkan kapak lonjong oleh
bangsa Proto-Melayu yang pindah melalui jalur timur.
Sumber: http://enjoyjambi.files.wordpress.com/2010/02/suku-kubu.jpg
Gambar 2.2 Orang Kubu dan Orang Toala
62
63
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Gelombang kedatangan berikutnya ke wilayah Nusantara adalah
Deutero Melayu yang berasal dari Indochina bagian utara. Kedatangan
Deutero-Melayu mendesak keberadaan Proto-Melayu ke arah pedalaman
sekitar tahun 300 – 200 SM.
Mereka
memperkenalkan perkakas dan senjata yang terbuat dari
besi atau logam. Mereka telah melakukan kegiatan bercocok tanam dan
menggunakan perahu bercadik.
Sumber: http://cdn.kaskus.com/images/2013/10/15/986512_20131015053703.jpg
Gambar 2.3
Jalur Migrasi Bangsa Proto-Melayu
Wilayah daratan saat ini
Daratan pada kala Plestosen
Rute migrasi
64
65
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Padi yang banyak ditanam di Indonesia saat ini juga dibawa oleh
Deutero-Melayu dari wilayah Assam Utara atau Birma Utara. Dari sana
padi dibawa melalui jalur lembah Sungai Yang-tze di wilayah Cina
Selatan, terus ke selatan sampai di Jawa.
Bangsa Deutero-Melayu mengembangkan peradaban dan kebudayaan
yang lebih maju. Karena itu, mereka berkembang menjadi suku-suku
yang ada sampai saat ini seperti Melayu, Minang, Jawa, Bugis, dan
lain-lain. Dalam perkembangan selanjutnya, Proto-Melayu dan Deutero
Melayu berbaur, sehingga sulit dibedakan. Diperkirakan Gayo dan Alas
di Sumatra serta Toraja di Sulawesi mewakili Proto-Melayu. Selain
ketiga suku tersebut (kecuali Papua) dimasukkan ke dalam kategori
Deutero-Melayu. Walaupun demikian, nenek moyang bangsa Indonesia
dapat dikatakan serumpun yaitu keturunan dari penduduk asli dan dua
gelombang migrasi dari utara.
Serumpunnya kategori ras-ras yang mendiami kepulauan Nusantara
juga dapat dibuktikan melalui kajian linguistik. Hampir 170 bahasa yang
dipakai di penjuru kepulauan Nusantara termasuk ke dalam kelompok
Austronesia dengan sub linguistik Melayu-Polinesia. Sub Melayu-Polinesia
ini kemudian terpecah lagi menjadi dua : kelompok pertama terdiri atas
bahasa yang berkembang di pedalaman Sumatra, Kalimantan, dan
Sulawesi; kelompok kedua terdiri atas bahasa yang berkembang di Batak,
Melayu standar, Jawa dan Bali. Bahasa kelompok kedua ini datang lama
setelah yang pertama. Selain kedua kelompok tersebut, perlu dilakukan
kajian atas susunan bahasa lain yaitu Papua dan Halmahera Utara.
Koentjaraningrat yang lahir di Yogyakarta tanggal 15
Juni 1923 dikenal sebagai bapak antropologi Indonesia.
Ia telah berjasa meletakkan dasar-dasar ilmu antropologi
di Indonesia dengan menyumbangkan sebagian hidupnya
untuk perkembangan ilmu antropogi dan aspek kehidupan
yang berkaitan dengan kebudayaan dan kesukubangsaan
di Indonesia.
Sumber : uun-halimah.blogspot.com/2008/09/koentjaraningrat.html
Tokoh
64
65
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
B. Ciri atau Karakteristik Penduduk Indonesia
Untuk menggambarkan komposisi penduduk di Indonesia, para ahli
demografi atau ahli kependudukan menggunakan sejumlah ukuran,
diantaranya bilangan jumlah, kepadatan, dan komposisi.
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Indonesia
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2012,
penduduk Indonesia mencapai sekitar 257.516.167 jiwa.
Daratan Asia
Yunan Utara
Bali
Madura
Jawa
Sumatra
Sumatra/Suku Kubu
Lombok/Suku Sasak
Nias/Suku Nias
Sulawesi/Toraja
Kalimantan/Suku
Dayak
Irian
Kepulauan Indonesia
Timur
Riau
Deutro Melayu
Melayu Tua
Proto Melayu
Melayu Tua
Papua
Melanosoid
Melanesia
Proto Melayu
Melayu Tua
Sulawesi
Gambar 2.4 Asal-usul Manusia Indonesia dan Persebarannya di Indonesia
66
67
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Sementara itu, hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukkan
jumlah penduduk Indonesia mencapai 237.641.326
jiwa. Jika
luas
wilayah Indonesia mencapai 1,904,569
km
2
, maka berapakah angka
kepadatan penduduknya?
Angka kepadatan penduduk dihitung dengan cara membagi jumlah
penduduk dengan luas wilayah. Jadi rumus yang digunakan adalah:
Berdasarkan data jumlah penduduk tahun 2012, maka angka
kepadatan penduduk Indonesia mencapai 135 jiwa/km
2
. Angka
kepadatan penduduk berdasarkan sensus tahun 2010 mencapai 125
jiwa/km
2
.
Pergunakanlah rumus tersebut untuk menghitung kepadatan
penduduk Indonesia di tiap propinsi berikut ini :
Berdasarkan data kependudukan dunia tahun 2012, Indonesia
menempati urutan ke-4 jumlah penduduk terbesar di dunia. Adapun urutan
pertama ditempati China (1,35 milyar jiwa), ke-2 India (1,260 milyar jiwa) dan
ke-3 Amerika Serikat (314 juta jiwa).
Sumber: World Population Bureau, 2012
Wawasan
Kepadatan penduduk = Jumlah Penduduk / Luas Wilayah
No.
Nama Provinsi
Populasi
(Jiwa)
Luas Wilayah
(km2)
Kepadatan
(jiwa/km
2
)
01
Nanggroe Aceh Darussalam
5.201.002
56.500,51
...................
02
Sumatra Utara
12.450.911
72.427,81
...................
03
Sumatra Barat
4.566.126
42.224,65
...................
04
Riau
4.579.219
87.844,23
...................
05
Jambi
2.635.968
45.348,49
...................
06
Sumatra Selatan
6.782.339
60.302,54
...................
07
Bengkulu
1.549.273
19.795,15
...................
08
Lampung
7.116.177
37.735,15
...................
09
Kepulauan Bangka Belitung
1.043.456
16.424,14
...................
10
Kepulauan Riau
1.274.848
8.084,01
...................
Tabel 2.1. Jumlah, Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk
tiap Provinsi di Indonesia
66
67
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Berdasarkan tabel di atas
tampak bahwa kepadatan
penduduk Indonesia tidak
merata antar provinsi.
Sejumlah provinsi tampak
jauh lebih padat dari provinsi
lainya. Gambaran tersebut
akan lebih mudah untuk
diamati pada peta kepadatan
penduduk Indonesia berikut
ini.
11
DKI Jakarta
8.860.381
740,29
...................
12
Jawa Barat
38.965.440
36.925,05
...................
13
Jawa Tengah
31.977.968
32.799,71
...................
14
Daerah Istimewa Yogyakarta
3.343.651
3.133,15
...................
15
Jawa Timur
36.294.280
46.689,64
...................
16
Banten
9.028.816
9.018,64
...................
17
Bali
3.383.572
5.449,37
...................
18
Nusa Tenggara Barat
4.184.411
19.708,79
...................
19
Nusa Tenggara Timur
4.260.294
46.137,87
...................
20
Kalimantan Barat
4.052.345
120.114,32
...................
21
Kalimantan Tengah
1.914.900
153.564,50
...................
22
Kalimantan Selatan
3.446.631
37.530,52
...................
23
Kalimantan Timur
3.779.260
230.277,00
...................
24
Kalimantan Utara
530.425
85.618,00
...................
25
Sulawesi Utara
2.128.780
13.930,73
...................
26
Sulawesi Tengah
2.294.841
68.089,83
...................
27
Sulawesi Selatan
7.509.704
46.116,45
...................
28
Sulawesi Tenggara
1.963.025
36.757,45
...................
29
Gorontalo
922.176
12.165,44
...................
30
Sulawesi Barat
969.429
16.787,19
...................
31
Maluku
1.251.539
47.350,42
...................
32
Maluku Utara
884.142
39.959,99
...................
33
Papua Barat
643.012
114.566,40
...................
34
Papua
1.875.388
309.934,40
...................
Sejak tahun 1930, sebagian be-
sar penduduk Indonesia tinggal di
Jawa yang luasnya hanya kurang
dari 7 persen dari luas Indonesia.
Walaupun demikian, sejak tahun
2000, terdapat kecenderungan
penduduk luar Jawa yang persen-
tasenya terus meningkat dari
tahun ke tahun.
Wawasan
68
69
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Berdasarkan peta kepadatan penduduk tampak bahwa Pulau Jawa
jauh lebih padat dibandingkan dengan pulau lainnya di Indonesia.
Pulau Jawa menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian negara,
sehingga banyak penduduk yang tertarik untuk tinggal di wilayah ini.
Kepadatan penduduk yang tinggi di Pulau Jawa dapat dijelaskan dengan
melihat faktor geografis, khususnya faktor fisik berupa tanah yang lebih
subur dan faktor sejarah. Kerajaan-kerajaan banyak berkembang di
Pulau Jawa sehingga Pulau Jawa berkembang menjadi pusat aktivitas
penduduk saat ini di Indonesia.
Gambar 2.5 Peta Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2010
Sumber: Sensus Penduduk 2010
68
69
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Komposisi Penduduk
Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan
kriteria tertentu. Informasi tentang jumlah penduduk akan lebih bermakna
untuk kepentingan tertentu dengan mengelompokkannya berdasarkan
Kamu sudah belajar tentang jumlah dan kepadatan penduduk In-
donesia. Jumlah dan kepadatan penduduk akan memengaruhi dina-
mika kehidupan masyarakatnya. Diskusikan dengan temanmu hal-hal
berikut ini.
1.
Tent
ukan lima provinsi terpadat di Indonesia dengan aktivitas
penduduk yang dominan!
Nama Provinsi
Kepadatan (jiwa/km
2
)
2.
Apa dampak
sebaran penduduk yang tidak merata terhadap
berbagai aspek kehidupan?
Aspek
Dampak Sebaran Penduduk yang Tidak
Merata
Sosial
Ekonomi
Budaya
Politik
3.
Berikan ide
yang kreatif untuk mengatasi masalah sebaran penduduk
yang tidak merata di Indonesia!
Aspek
Cara Mengatasi Masalah Persebaran
Penduduk
Sosial
Ekonomi
Budaya
Politik
Aktivitas Individu
70
71
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan sangat beragam seperti
pendidikan, agama, wilayah geografis, pekerjaan, dan lain-lain. Gambaran
tentang komposisi penduduk di Indonesia adalah sebagai berikut.
a.
Komposisi Menurut Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk
yang dicapai oleh suatu negara
akan memberikan gambaran tentang kualitas sumberdaya manusia
yang tinggal di negara tersebut. Negara-negara maju tingkat
pendidikan penduduknya termasuk tinggi, sebaliknya dengan
negara-negara berkembang, apalagi negara miskin, terdapat
beberapa ukuran untuk melihat keadaan pendidikan suatu daerah
yaitu Rata-rata Lama Sekolah, Angka Melek Huruf (AMH), dan
Angka Partisipasi Sekolah (APS), Rata-rata lama sekolah adalah
jumlah tahun pelajaran penduduk usia 15 tahun ke atas yang telah
diselesaikan dalam pendidikan formal. Angka Melek Huruf adalah
persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan
menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidunya
sehari-hari. Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya
serap sistem pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. tingkat
pendidikannya rendah. Gambaran tentang komposisi penduduk
berdasarkan pendidikan di Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Jumlah penduduk Indonesia sangat besar. Jumlahnya
terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga
diperlukan ketersediaan pangan dan lapangan kerja.
Masalahnya laju pertambahan penduduk tersebut
tidak diimbangi dengan peningkatan jumlah lapangan
kerja sehingga sebagian penduduk menganggur. Penduduk
Indonesia juga tidak merata karena lebih banyak tinggal di Jawa
sehingga banyak permasalahan sosial di Jawa dan terhambatnya
pembangunan di luar Jawa karena kekurangan penduduk
atau sumber daya manusia. Bagaimana sikap kamu terhadap
permasalahan tersebut? Bagaimana upaya yang dilakukan untuk
menyelesaikan permasalahan tersebut?
Renungkan
70
71
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Tabel komposisi pendidikan penduduk Indonesia menunjukkan
bahwa sebagian besar penduduk Indonesia berpendidikan SD/MI/
Sederajat. Penduduk yang berpendidikan sarjana masih sangat
kecil. Karena itu, secara umum tingkat pendidikan penduduk
Indonesia masih tergolong rendah. Adapun gambaran lebih rinci
tentang komposisi pendidikan Indonesia pada beberapa pulau
besarnya adalah sebegai berikut.
1).
Sumatra
Berdasarkan data hasil sensus 2010, penduduk Sumatra
sebagian
besar (56 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke
bawah.
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010
Gambar
2.6
Komposisi Pendidikan Penduduk Sumatra
No
Pendidikan
Jumlah
Persentase
1
Tidak atau belum pernah
sekolah
19,861,216 9.24
2 Tidak atau belum tamat SD 41,451,552 19.28
3 SD/MI/sederajat
65,661,314 30.55
4 SLTP/MTs/Sederajat
36,304,128 16.89
5 SLTA/MA/Sederajat
36,375,380 16.92
6
SMK
4,075,007 1.90
7 D1/D2/D3/D4/S1
10,718,888 4.99
8 S2/S3
512,022 0.24
9 Tidak terjawab
3,117 0.00
Jumlah
214,962,
624 100
Tabel 2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan di Indonesia Tahun 2010
72
73
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Hanya sedikit sekali (5 %) penduduknya yang menempuh
pendidikan di perguruan tinggi. Ini menunjukkan tingkat
pendidikan penduduk Sumatra masih tergolong rendah.
Dilihat dari rata-rata lama sekolahnya, penduduk Pulau
Sumatra mencapai 8,36 tahun, artinya rata-rata lama
penduduk bersekolah mencapai 8,36 tahun.
Diantara provinsi yang ada di Sumatra, Kepulauan Riau
merupakan provinsi dengan rata-rata lama sekolah terbesar
(9,7 tahun), sedangkan yang terkecil adalah Bangka Belitung
(7,5 tahun). Secara umum, rata-rata lama sekolah telah di
atas rata-rata nasional yang mencapai 7,9 tahun.
Dilihat dari kemampuan membaca (melek huruf),
sebagian besar (96,2 %) penduduk Sumatra telah melek
huruf atau bisa membaca. Angka ini melebihi angka rata-
rata nasional yang mencapai 92,81 %. Demikian pula angka
partisipasi dalam pendidikannya juga cukup tinggi yaitu untuk
sekolah dasar mencapai 98,05 %. Angka ini melebihi rata-
rata nasional yang mencapai 97,58 %. Angka partisipasi
tersebut menurun pada SMP dan SMA karena sebagian
tidak melanjutkan sekolah.
2).
Jawa dan Bali
Seperti halnya
Sumatra, komposisi pendidikan penduduk
di Pulau Jawa juga tidak jauh berbeda keadaannya. Sensus
Penduduk tahun 2010 menunjukkan bahwa sebagian besar
(59 %) penduduk Jawa dan Bali berpendidikan SD/MI/
sederajat ke bawah. Hanya sebagian kecil (5 %) penduduk
yang melanjutkan ke perguruan tinggi.
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010.
Gambar 2.7 Komposisi Pendidikan Penduduk Jawa dan Bali
72
73
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Rata-rata lama sekolah di Jawa dan Bali mencapai 8,4
tahun. Angka ini melebihi rata-rata nasional yang mencapai
7,9 tahun. Angka Melek Hurufnya mencapai 92,9 %. Angka
Melek Huruf terendah terdapat di Provinsi Jawa Timur dan
tertinggi di DKI Jakarta. Pembangunan di Jawa dan Bali yang
lebih pesat dibandingkan dengan daerah lainnya membuat
keadaan
pendidikannya lebih baik.
3).
Nusa Tenggara
Komposisi penduduk Nusa Tenggara menunjukkan
bahwa
sebagian besar (70 %) berpendidikan SD/MI/sederajat ke
bawah. Hanya 4 % dari penduduknya yang berpendidikan
perguruan tinggi. Keadaan ini menunjukkan bahwa
pendidikan di Nusa Tenggara juga masih relatif rendah.
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010.
Gambar 2.8 Komposisi Pendidikan
Penduduk Nusa Tenggara
Rata-rata lama sekolah di Nusa Tenggara mencapai 6,85
tahun dan berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai
7,9 tahun. Angka Melek Huruf mencapai 85,4 % dan masih
berada di bawah rata-rata nasional yang mencapai 92,81 %.
Walaupun demikian, angka partisipasi sekolahnya berada
sama atau di atas rata-rata nasional.
74
75
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
4).
Kalimantan
Penduduk Kalimantan
sebagian besar (68 %)
berpendidikan SD/MI/sederajat ke bawah. Hanya sebagian
kecil (3 %) penduduk yang mampu menamatkan perguruan
tinggi. Keadaan ini menunjukkan kondisi pendidikan yang
relatif rendah.
Rata-rata lama sekolah penduduk Kalimantan mencapai
7,9 tahun atau sama dengan angka rata-rata nasionalnya.
Angka Melek Huruf mencapai 94,9 % atau berada di atas
angka rata-rata nasionalnya yang mencapai 92,81 %.
Angka partisipasi sekolahnya hampir umumnya hampir
sama dengan rata-rata nasional. Walaupun demikian, terjadi
penurunan angka partisipasi sekolah untuk SMP dan SMA.
5).
Sulawesi
Penduduk Sulawesi
juga menunjukkan komposisi
pendidikan yang sama dengan beberapa pulau sebelumnya.
Sebagian besar (62 %) penduduknya berpendidikan SD/
MI/sederajat ke bawah. Hanya 4 % penduduknya yang
mampu menempuh perguruan tinggi. Ini berarti keadaan
pendidikannya juga relatif rendah.
Rata-rata lama
sekolah penduduk Sulawesi mencapai
7,85 atau di bawah rata-rata nasional yang mencapai 7,9
tahun. Angka Melek huruf penduduk Sulawesi mencapai
92,5 % .
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010
Gambar 2.9 Komposisi Pendidikan Penduduk Kalimantan
74
75
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Angka Partisipasi Sekolah juga umumnya berada di atas
rata-rata nasional, walaupun terjadi penurunan dengan
semakin tingginya jenjang pendidikan.
6).
Maluku
Komposisi pendidikan penduduk Maluku menunjuk
kan
bahwa sebagian besar (57 %) dari mereka berpendidikan
SD/MI/sederajat ke bawah. Persentase penduduk yang
menempuh perguruan tinggi juga relatif rendah atau hanya
6 % dari penduduknya. Ini berarti keadaan pendidikannya
relatif rendah.
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010
Gambar 2.11 Komposisi
Pendidikan Penduduk Maluku
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010
Gambar 2.10 Komposisi Pendidikan Penduduk Sulawesi
76
77
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Rata-rata lama sekolah di Provinsi Maluku mencapai 8,45
tahun atau masih berada di bawah rata-rata nasional. Angka
Melek Huruf mencapai 96,32% atau berada di atas rata-rata
nasional.
Angka Partisipasi Sekolah penduduk Maluku umumnya
juga berada di atas rata-rata nasional.
7).
Papua
Sebagian besar (67%)
penduduk Papua berpendidikan
SD/MI/sederajat. Hanya sebesar 4 persen dari penduduk
papua yang menempuh perguruan tinggi. Angka ini juga
menunjukkan masih rendahnya pendidikan penduduk Papua.
Kondisi pendidikan di Papua umumnya masih tertinggal
dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Rata-rata
lama sekolah yang dicapai oleh Penduduk Papua mencapai
7,3 tahun yang berarti masih di bawah rata-rata nasional.
Angka Melek Huruf mencapai 78,24 % atau berada di bawah
rata-rata nasional. Angka Melek Huruf terendah terdapat di
Provinsi Papua, sedangkan Provinsi Papua Barat hampir
menyamai rata-rata nasional. Angka Parisipasi Sekolah juga
umumnya masih berada di bawah rata-rata nasional
Sumber: BPS: Sensus Penduduk 2010
Gambar 2.12 Komposisi Pendidikan Penduduk Papua
76
77
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kamu telah belajar tentang komposisi pendidikan penduduk Indonesia.
Diskusikan dengan temanmu tentang hal-hal berikut.
1. Mengapa tingkat pendidikan sebagian penduduk Indonesia masih rendah?
Aspek
Penyebab Rendahnya Tingkat Pendidikan
Geografis
Ekonomi
Sosial
Budaya
2. Tunjukkan ide atau gagasan kamu bagaimana caranya agar negara kita
dapat meningkatkan partisipasi pendidikannya.
No.
Cara Meningkatkan Partisipasi Pendidikan
1.
2.
3.
4.
5.
3. Telusuri informasi tentang keadaan atau bentuk pendidikan dari masa
Praaksara, Hindu-Buddha, dan Islam yang ada di daerahmu!
Masa
Bentuk Pendidikan
Praaksara
Hindu-Buddha
Islam
Aktivitas Kelompok
78
79
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
b.
Komposisi Menurut Agama
Negara memberikan kebebasan bagi semua pendud
uknya untuk
memilih agama sesuai dengan keyakinannya. Kebebasan memilih
tersebut merupakan Hak Azazi Manusia dan karena itu dilindungi
oleh negara. Tidak diperbolehkan seseorang atau sekelompok
orang memaksakan kehendaknya terhadap orang lain untuk memilih
agama tertentu. Gambaran tentang pemeluk agama di Indonesia
dan jumlahnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Berdasarkan tabel tersebut, agama yang dianut oleh penduduk
Indonesia terdiri atas Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khong Hu
Chu dan lain-lain. Namun, mayoritas penduduk memeluk Agama Islam.
Besarnya jumlah penduduk yang beragama Islam tidak lepas dari
sejarah penyebaran agama Islam di Indonesia. Islam masuk ke Indonesia
dari Persia, India (Gujarat) dan Arab Saudi. Pada abad ke-7 pengaruh
Islam masuk ke Indonesia dari Arab.
No. Agama
Jumlah
Persentase
1
Islam
207,176,162
87.18
2
Kristen
16,528,513
6.96
3
Katolik
6,907,873
2.91
4
Hindu
4,012,116
1.69
5
Buddha
1,703,254
0.72
6
Khong Hu Chu
117,091
0.05
7
Lainnya
299,617
0.13
8
Tidak Terjawab
139,582
0.06
9
Tidak ditanyakan
757,118
0.32
Jumlah
237,641,326
100.00
Sumber: BPS, 20110
Tabel 2.3. Agama yang Dianut oleh Penduduk Indonesia
Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk 2010
78
79
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Pada abad ke-13 Masehi terjadi perdagangan dari Gujarat India ke
Indonesia dengan membawa pengaruh Agama Islam. Masih pada abad
ke-13, Islam juga masuk dari Persia (Iran) ke Indonesia.
Walaupun, Agama Islam bukan agama pertama yang masuk ke
Indonesia, namun agama tersebut banyak diterima oleh masyarakat
Indonesia.
Gambaran lebih rinci tentang komposisi penduduk berdasarkan agama
pada sejumlah pulau besar di Indonesia adalah sebagai berikut.
1)
Sumatra
Sebagian
besar (87%) penduduk Sumatra beragama Islam.
Sisanya secara berturut-turut adalah Kristen (9%), Katolik (2%),
Hindu (< 1%), Budha (1%), Khong Hu Chu (1%). Diantara provinsi
yang ada di Sumatra, Provinsi NAD merupakan provinsi dengan
persentase penduduk muslim terbesar yang mencapai 98,19 %
dari jumlah penduduknya.
http://rifafreedom.files.wordpress.com/2008/09/
mesjid-al-karomah-martapura-banjar.jpg
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/
commons/5/52/Immanuel_Church_Jakarta.JPG
(a)
(b)
http://1.bp.blogspot.com/-hUaYMh4bD9s/
Th8i0XwOZpI/AAAAAAAAAXk/9bHH7Ls-
jE4/s1600/P1040907.JPG
(c)
http://farm4.static.flickr.
com/3400/4625191115_746764a529.jpg
(d)
Gambar 2.13 Tempat Ibadah berbagai agama di Indonesia
Tempat Ibadah berbagai agama di Indonesia
80
81
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
2)
Jawa dan Bali
Sebagian besar (93%) penduduk
Jawa dan Bali beragama
Islam. Agama lainnya yang dianut penduduk Jawa dan Bali
adalah Kristen (2%), Katolik (1%), Hindu (2% ), Buddha (< 1%),
Khong Hu Chu (< 1%). Jawa Barat merupakan provinsi dengan
persentase muslim terbesar di Jawa dan Bali yang mencapai
97% dari jumlah penduduknya. Sementara itu, provinsi dengan
penduduk bergama Hindu terbesar adalah Provinsi bali yang
mencapai 83,46%.
3)
Nusa Tenggara
Jumlah dan
persentase penduduk beragama Islam di Nusa
Tenggara jauh lebih kecil dibandingkan dengan di Pulau Jawa
dan Sumatra. Penduduk beragama Islam di Nusa Tenggara
mencapai 52%. Sisanya adalah Katolik (28%), Kristen (18%),
dan Hindu (1%). Walaupun demikian, persentase penduduk
beragama Islam tetap dominan di Nusa Tenggara Barat yang
mencapai 96,47%. Di Nusa Tenggara Timur sebagian besar
penduduknya beragama Katolik yaitu mencapai 54,14%,
sedangkan yang beragama Islam hanya 9,05%.
4)
Kalimantan
Sebagian
besar penduduk Kalimantan menganut agama Islam.
Walaupun tidak sebesar pulau Sumatra dan Jawa, persentase
penduduk yang memeluk agama Islam mencapai 78%, kemudian
diikuti oleh Kristen sebesar 9%, Katolik 9% dan Buddha sebesar
2%. Provinsi dengan persentase penduduk beragama Islam
terbesar di Kalimantan adalah provinsi Kalimantan Selatan
yang mencapai 96,67% dari jumlah penduduknya. Sementara itu,
Kalimantan merupakan provinsi dengan persentase penduduk
Islam yang terkecil.
5)
Sulawesi
Pemeluk agama Islam di Sulawesi mencapai 81 % dari jumlah
penduduknya.
Pemeluk agama lainnya adalah Kristen (16 %),
Katolik (2 %), Hindu (1 %), dan Buddha serta Khong Hu Chu
(<1%).
80
81
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Di antara provinsi yang ada, Provinsi Gorontalo merupakan
provinsi dengan persentase pemeluk agama Islam terbesar
yang mencapai 97,81 dari jumlah penduduknya. Sementara itu,
Provinsi Sulawesi Tengah memiliki pemeluk agama Islam paling
kecil yaitu 77,72 % dari jumlah penduduknya.
6)
Maluku
Pemeluk Agama Islam di Maluku mencapai
60 % dari jumlah
penduduknya. Diantara provinsi yang ada di Maluku, Provinsi
Maluku Utara memiliki persentase pemeluk agama Islam lebih
besar dibandingkan Provinsi Maluku yang mencapai 50,61 %
dari jumlah penduduknya .
7)
Papua
Wilayah
Papua terdiri atas dua provinsi yaitu Papua Barat
dan Papua. Sebagian besar penduduknya beragama Kristen
yang mencapai 63 % dari jumlah penduduknya. Pemeluk agama
Islam di wilayah Papua hanya mencapai 21 % atau paling kecil
dibandingkan dengan wilayah lainnya di Indonesia. Agama
lainnya yang ada di Papua adalah Katolik, Hindu, Buddha dan
Khong Hu Chu.
Kamu telah belajar tentang agama yang ada di Indonesia. Kerjakanlah tugas-
tugas berikut ini.
1. Perhatikan gambar 2.13! Tulislah nama tempat ibadah dan nama agama
yang menggunakannya. isilah sesuai dengan simbol yang ada pada gambar
2.13.
Nama Tempat Ibadah
Pemeluk Agama yang Menggunakannya
(a)
(b)
(c)
Aktivitas Kelompok
82
83
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kamu telah mempelajari komposisi penduduk Indonesia berdasarkan agama.
Selanjutnya lakukanlah kegiatan berikut ini.
1.
Perhatikan Peta Indonesia di bawah ini! Peta tersebut belum memberikan
informasi kepada pembacanya. Tugas kamu adalah mengisi peta terse
-
but dengan informasi agama yang dominan pada suatu pulau.
2.
Beri warna yang berbeda (jika tidak memungkinkan bisa juga dengan sim
-
bo arsiran) pada pulau-pulau utama di Indonesia sesuai dengan agama
yang paling banyak dipeluk oleh penduduknya. Misalnya warna biru un
-
tuk pulau yang sebagian besar penduduknya beragama Islam, warna
kuning untuk Kristen, warna hijau untuk Buddha dan seterusnya.
3.
Carilah informasi tentang persentase pemeluk agama tersebut pada ma
-
teri yang telah diuraikan sebelumnya atau dari sumber lainnya.
4.
Lengkapi pula legendanya sesuai dengan warna atau arsiran yang dipilih.
Aktivitas Individu
2. Berikan ide atau gagasan kreatif agar terjadi kerukunan antarumat
beragama di lingkungan sekitarmu.
No.
Ide atau Gagasan
1.
2.
3.
4.
82
83
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
c.
Komposisi Menurut Bidang
Usaha
Aktivitas perekonomian negara akan tergambar dari bidang
usaha yang digeluti oleh penduduknya. Negara-negara miskin dan
berkembang biasanya lebih banyak dari penduduknya yang bekerja
dalam bidang usaha pertanian, sebaliknya negara maju lebih banyak
penduduknya yang bekerja dalam bidang perdagangan, jasa, dan
industri.
Penduduk Indonesia dapat dikelompokkan berdasarkan lapangan
pekerjaannya menjadi pertanian, industri, konstruksi, perdagangan,
transportasi, keuangan, jasa kemasyarakatan, dan lainnya.
Gambaran tentang jumlah bidang usaha yang digeluti oleh penduduk
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.4 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, 2004 dan 2012
No.
Lapangan Pekerjaan Utama
2004
%
2012
%
1
Pertanian, Perkebunan,
Kehutanan, Perburuan dan
Perikanan
40.608.019 43,3
38.882.134
35.1
2
Pertambangan dan Penggalian
1.034.716 1.1
1.601.019
1.4
3
Industri
11.070.498 11.8
15.367.242
13.9
4
Listrik, Gas dan Air
228.297 0.2
248.927
0.2
5
Konstruksi
4.540.102 4.8
6.791.662
6.1
6
Perdagangan, Rumah Makan dan
Jasa Akomodasi
19.119.156 20.4
23.155.798
20.9
7
Transportasi, Pergudangan dan
Komunikasi
5,480,527 5.8
4,998,260
4.5
8
Lembaga Keuangan, Real Estate,
Usaha Persewaan dan Jasa Peru-
sahaan
1,125,056 1.2
2,662,216
2.4
9
Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan
Perorangan
10,515,665 11.2
17,100,896
15.4
10
Lainnya
-
0.0
-
Total
9 3,722,036
100.0
110,808,154
100.0
84
85
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Berdasarkan data dari BPS
tahun 2012, tampak bahwa
sebagian besar penduduk
Indonesia masih bekerja
pada sektor pertanian yang
mencapai angka 38.882.134
orang atau 35,1 % dari total
penduduk usia 15 tahun ke atas
yang bekerja. Jumlah tertinggi
berikutnya secara berturut-
turut adalah perdagangan
22,21 juta orang (20,68 %),
jasa kemasyarakatan 15,62
juta orang (14,54 %) dan
seterusnya. Adapun gambaran
komposisi penduduk
berdasarkan bidang usaha
sebagai di Indonesia pada
sejumlah pulau utamanya
adalah sebagai berikut.
1) Sumatra
Sebagian besar penduduk Sumatra bekerja dalam sektor
pertanian. Lahan pertanian yang luas dan belum berkembangnya
aktivitas perekonomian di luar sektor pertanian, membuat sebagian
penduduk masih memilih bekerja di sektor pertanian. Disamping
itu, sebagian besar penduduk memiliki pendidikan yang rendah.
Walaupun demikian, Propinsi Riau merupakan pengecualian karena
sebagian besar penduduknya justru memperoleh pendapatan dari
sektor non pertanian.
2) Jawa dan Bali
Sebagian besar penduduk Jawa dan Bali bekerja di sektor
pertanian dan perdagangan. Walaupun demikian, keadaannya
agak berbeda dengan pulau Sumatra. Penduduk Jawa dan Bali
yang bekerja di sektor pertanian lebih rendah persentasenya
dibandingkan dengan Penduduk Pulau Sumatra. Mengapa
demikian?
Apakah beda
antara petani di Indonesia dan
di negara-negara maju sep-
erti Amerika Serikat? Petani
di Indonesia lahannya sangat
sempit (1/3 hektar di Jawa),
sedangkan di Amerika Serikat
seorang petani bisa memili-
ki lahan puluhan hektar. Di
Amerika para petani menggu-
nakan teknologi modern untuk
menggarap lahannya, sedang-
kan di Indonesia banyak yang
masih menggunakan teknologi
tradisional.
Wawasan
84
85
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Tentu saja karena sektor perdagangan dan industri di Pulau
Jawa dan Bali jauh lebih berkembang dibandingkan Pulau
Sumatra. Sektor perdagangan berkembang hampir di setiap
provinsi terutama di DKI Jakarta, Jawa Barat, D.I. Yogyakarta
dan Bali.
3) Nusa Tenggara
Seperti halnya Sumatra dan Jawa, penduduk Nusa
Tenggara sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Bahkan,
persentasenya mencapai 57 % yang berarti lebih besar dari
Sumatra apalagi Jawa. Keadaan ini terjadi karena sektor lainnya
belum berkembang seperti halnya di Pulau Jawa dan Bali. Sektor
lainnya yang cukup berkembang adalah perdagangan dan jasa
kemasyarakatan. Jika dibandingkan, penduduk yang bekerja
di luar sektor pertanian lebih berkembang di Nusa Tenggara
Barat daripada Nusa Tenggara Timur. Di Nusa Tenggara
Barat telah berkembang sektor pariwisata yang menawarkan
keindahan alam dan budaya. Posisinya yang dekat dengan
Bali juga sangat mendukung berkembangnya sektor tersebut,
sehingga banyak wisatawan dari Bali yang sengaja berkunjung
ke Nusa Tengara Barat.
4) Kalimantan
Hampir
separuh penduduk Kalimantan bekerja di sektor
pertanian. Bahkan, lebih separuh penduduk Kalimantan Barat
dan Tengah bekerja pada sektor pertanian. Walaupun demikian,
sektor perdagangan, rumah makan, hotel dan jasa masyarakat
juga mulai berkembang. Hal tersebut terutama terjadi di
Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur.
5) Sulawes
i
Jumlah penduduk yang bekerja pada tahun 2012 di Sulawesi
mencapai 7,79 juta orang. Sebagian besar wilayah Sulawesi
merupakan wilayah agraris, sehingga sektor pertanian masih
menjadi pilihan sebagian besar penduduknya. Kesempatan
kerja di perdesaan masih lebih banyak tersedia dibandingkan
di perkotaan. Sektor lainnya yang mulai berkembang adalah
perdagangan, rumah makan, hotel, dan jasa masyarakat.
Sebagian besar dari penduduk yang bekerja di Sulawesi
86
87
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
memiliki pendidikan yang rendah karena merupakan tamatan
pendidikan dasar dan menengah.
6) Maluku
Sektor pertanian merupakan sektor paling dominan di
Maluku. Sektor perdagangan, rumah makan, hotel dan jasa
juga telah berkembang, terutama di provinsi Maluku. Sama
dengan provinsi lainnya, sebagian dari penduduk yang bekerja,
memiliki pendidikan yang rendah yaitu tamatan Sekolah Dasar
dan Sekolah Menengah.
7) Papua
Penduduk yang bekerja di Papua mencapai 1,9 juta orang.
Sebagian besar dari mereka bekerja di sektor pertanian.
Lahan yang sangat luas di Papua masih memungkinkan
untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian. Karena itu,
lapangan kerja masih terbuka di perdesaan dibandingkan di
perkotaan. Sektor lainnya yang mulai berkembang adalah
sektor perdagangan, rumah makan, hotel dan jasa.
d. Komposisi Penduduk Berdasarkan Wilayah Geografis Desa
dan Kota
Secara geografis, penduduk dapat dibagi berdasarkan lokasi
tempat tinggalnya di desa atau kota. Lokasi tempat tinggal penduduk
tersebut dapat menjadi ciri dari perkembangan ekonomi suatu
negara. Biasanya, sebagian besar penduduk negara-negara maju
tinggal di perkotaan, sebaliknya dengan negara-negara miskin dan
berkembang.
Negara-negara berikut memiliki persentase
penduduk kota mencapai 100% yaitu China
Hongkong, China Macao, Singapura, Puerto
Rico, Naru, Malta, Bahrain, dan Qatar.
Sumber: Population Reference Bureau, 2012
Wawasan
86
87
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan terjadi karena
pertambahan alami (selisih antara kelahiran dan kematian) serta
berpindahnya penduduk desa ke kota dengan alasan utama untuk
memperoleh pekerjaan di kota.
Kota memberikan peluang lapangan kerja yang lebih banyak dan
lebih menjanjikan dari sisi pendapatannya dibandingkan dengan
desa sehingga makin banyak orang berpindah ke kota. Oleh karena
itu, motif ekonomi cenderung dominan dalam peristiwa perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Bahkan, sejumlah negara memiliki
penduduk yang semuanya tinggal di kota. Negara-negara berikut
memiliki persentase penduduk kota mencapai 100% yaitu China
Hongkong, China Macao, Singapura, Puerto Rico, Nauru, Malta,
Bahrain, dan Qatar.
Masyarakat kota tentu berbeda ciri-cirinya jika dibandingkan
dengan masyarakat desa. Secara umum, perbandingan ciri-
ciri masyarakat desa dan kota dikemukakan oleh Soerjono
Soekanto (2002) dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Aspek
Masyarakat Desa
Masyarakat Kota
Lingkungan alam
Bergantung pada alam
Tidak bergantung pada
subur tidaknya keadaan
alam
Mata pencaharian
Petani,
nelayan, dan
peternak
Beraneka ragam sesuai
dengan keahlian atau
keterampilan penduduknya
Ukuran komunitas
Lebih kecil
dibandingkan dengan
masyarakat kota
Sangat padat dan heterogen
Stratifikasi sosial
Dilihat dari kepemilikan
tanah dan bangsawan
Dilihat dari ukuran
kekayaan, pendidikan,
dan status sosial
Mobilitas sosial
Relatif kecil karena
masyarakat pedesaan
sifatnya homogen
Dinamis karena masyarakat
heterogen
Tabel 2.5 Perbandngan Ciri Masyarakat Desa dan Kota
88
89
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Perbandingan atau komposisi penduduk desa-kota di Indonesia
menunjukkan hampir berimbang dari sisi jumlah. Berdasarkan data
Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk pedesaan mencapai
119.321.070 jiwa (50,21%) dan penduduk perkotaan mencapai
118.320.256 jiwa (49,79%). Ini berarti banyak penduduk tertarik
tinggal di kota atau karena banyak desa sudah berubah menjadi kota
(perubahan status desa secara administratif).
Pengawasan
sosial
Berdasarkan
kebiasaan, adat
istiadat, dan agama
Berdasarkan
norma hukum
Kepemimpinan
Ditentukan
oleh kejujuran,
kebangsawanan, dan
pengalaman
Ditentukan oleh sistem
hierarki (susunan tingkat
pemerintahan) dan birokrasi
Solidaritas
Sangat tinggi seperti
gotong royong dan
musyawarah
Berorientasi pada
kepentingan material
Sistem nilai
Cenderung memegang
teguh nilai agama,
etika, dan moral
Cenderung pada nilai
ekonomi dan pendidikan
Sumber: Dokumen Kemdikbud
Gambar 2.14 Kegiatan penduduk pedesaan
Sumber: portal.mbandung.com
Gambar 2.15 Kegiatan penduduk
perkotaan
88
89
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
C. Mobilitas Penduduk Antar Wilayah di Indonesia
Perbedaan karakteristik antar ruang mendorong manusia untuk
melakukan mobilitas penduduk dari wilayah yang satu ke wilayah lainnya.
Mobilitas tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak
tersedia atau terpenuhi di daerah asalnya. Mobilitas antar wilayah
ini juga memungkinkan penduduk untuk melakukan hubungan sosial,
ekonomi dan budaya dengan penduduk di daerah lainnya, sehingga
sangat mendukung pembangunan dan persatuan serta kesatuan suatu
negara. Karena itu, pemerintah Indonesia berupaya menyediakan sarana
dan prasarana untuk mendukung mobilitas penduduk antar wilayahnya.
Selain itu, dikembangkan pula lembaga sosial untuk mengatur kehidupan
masyarakatnya.
1. Pengertian dan Bentuk Mobilitas Penduduk.
Perbedaan karakteristik ruang dan sumber daya yang dimiliki
pada berbagai wilayah di Indonesia mendorong penduduk untuk
melakukan mobilitas penduduk. Pergerakan tersebut mencakup
pula pergerakan sumber daya berupa barang atau komoditas
antar ruang. Mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk
dari satu tempat ke tempat lainnya. Mereka melakukan mobilitas
untuk memperoleh sesuatu yang tidak tersedia di daerah asalnya.
Alasan tersebut sangat beragam tetapi umumnya karena alasan
ekonomi.
Mobilitas penduduk ada yang bersifat sementara dan ada
pula yang bersifat permanen. Mobilitas penduduk yang sifatnya
sementara dapat dibedakan menjadi komutasi dan sirkulasi.
Mobilitas penduduk yang sifatnya menetap atau permanen disebut
migrasi.
a.
Komutasi
Komutasi adalah perpind
ahan penduduk yang sifatnya
sementara pada hari yang sama. Bentuk mobilitas penduduk
ini dikenal juga dengan istilah nglaju atau ulang-alik. Orang
yang melakukan komutasi disebut komuter. Biasanya pada
pagi hari banyak penduduk yang tinggal di daerah pinggiran
kota melakukan mobilitas ke pusat kota untuk bekerja.
Pada sore atau malam hari, penduduk tersebut pulang
90
91
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
kembali ke rumahnya di pinggiran kota. Pemandangan seperti
ini dapat kamu temui di hampir semua kota, baik di Indonesia
maupun negara lainnya. Sebagai contoh banyak penduduk
dari daerah sekitar Jakarta tinggal di wilayah sekitar Jakarta
seperti Bogor, Tangerang, Bekasi, dan Depok .
Pada pagi hari penduduk dari wilayah sekitar Jakarta
berangkat kerja ke Jakarta dan sore atau malam harinya
mereka kembali.
b. Sirkulasi
Selain komutasi, mobilitas penduduk sementara ada juga
yang melakukannya dengan menginap di tempat tujuan
selama satu atau beberapa hari. Istilah untuk jenis mobilitas
seperti ini adalah sirkulasi. Sebagian penduduk tidak pulang
pada hari yang sama tetapi harus menginap di tempat tujuan.
Hal ini dilakukan umumnya karena jauhnya jarak untuk
pulang ke daerah asalnya dan atau untuk menghemat biaya
perjalanan dan sejumlah alasan lainnya. Banyak penduduk
desa yang bekerja di kota tidak kembali pada hari yang sama
tetapi beberapa hari atau beberapa minggu kemudian.
c. Migrasi Penduduk
Migrasi Penduduk dapat dibedakan menjadi migrasi
internal dan internasional. Migrasi internal adalah perpindahan
penduduk dari satu tempat ke tempat lainnya dalam satu
negara. Migrasi internasional adalah perpindahan penduduk
Sumber: http://statik.tempo.co/data/2013/04/02/id_175425/175425_620.jpg
Gambar 2.16 Suasana pada salah satu moda transportasi
pengangkut komuter
90
91
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
antar negara. Migrasi internal yang terjadi di Indonesia dapat
dibedakan menjadi urbanisasi dan transmigrasi.
1)
Urbanisasi atau Migrasi penduduk desa-kota
Migrasi penduduk dapat terjadi dari desa menuju kota.
Jenis migrasi seperti ini disebut urbanisasi yaitu perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi terjadi ketika
ada ketimpangan pembangunan antara desa dengan kota.
Aktivitas di desa jauh lebih lambat dibandingkan dengan kota,
sehingga terjadi ketimpangan ekonomi, sosial, dan budaya
antara desa dengan kota. Akibatnya penduduk desa banyak
yang tertarik untuk pindah ke kota dengan sejumlah fasilitas
yang ditawarkannya.
Urbanisasi dapat terjadi karena adanya dua faktor utama
yaitu faktor pendorong dan faktor penarik. Adapun penjelasan
dari kedua faktor tersebut adalah sebagai berikut.
Faktor pendorong
1.
Makin sempitnya lahan
pertanian di pedesaan karena
semakin banyaknya penduduk
dan permukimannya.
Sumber:http://2.bp.blogspot.com/-zcQsRcsVAl0/T-Fem6jn2DI/
AAAAAAAAAJo/41guXbCLFLU/s1600/LuasPasarModern.jpg
Gambar 2.17 Aktivitas Perekonomian di Kota yang berkembang
karena urbanisasi
92
93
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
2.
Makin kecilnya luas pemilikan lahan
pertanian,
sehingga hasil pertaniannya tidak mampu memenuhi
kebutuhan hidup
penduduk.
3.
Upah k
erja di desa yang jauh lebih kecil dibandingkan
dengan di kota.
4.
Meningkatnya jumlah
tenaga kerja di pedesaan
sementara
lapangan kerja hanya terbatas pada bidang
pertanian yang semakin sempit luasnya.
5.
Adanya harapan
penduduk desa untuk meningkatkan
taraf hidupnya.
6.
Fasilitas sosial seperti lembaga pendidikan,
tempat
hiburan, rumah sakit, dan fasilitas lainnya jarang
atau
tidak ditemukan di desa.
Faktor Penarik
1.
Lapangan ker
ja di kota jauh lebih beragam dibandingkan
dengan di desa yang umumnya hanya pertanian.
2.
Tersedianya fasilitas pendidikan
yang memadai.
3.
Tersedianya fasilitas hiburan, olah raga, kesehatan
dan rekreasi yang beragam.
4.
Tersedianya fasilitas transportasi dan komunikasi yang
memadai di perkotaan.
Urbanisasi
membawa dampak positif dan dampak negatif,
baik bagi desa yang ditinggalkan maupun bagi kota yang
menjadi tujuannya. Dampak positif urbanisasi adalah:
1.
Terpenuhinya kebutuh
an akan tenaga kerja di kota.
2.
Meningkatkan taraf kehidupan penduduk desa karena
sebagian pendapatan
nya kembali ke desa.
3.
Mengurangi
pengangguran di desa karena sebagian
penduduknya bekerja di kota.
4.
Semakin berkembangnya aktivitas perekonomian
di
kota karena banyak penduduk desa yang membuka
usaha di kota.
Selain dampak positif, urbanisasi juga dapat menimbulkan
dampak negatif. Adapun dampak negatif urbanisasi adalah:
92
93
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
1.
Berkurangnya tenaga kerja di desa yang masih
produktif dan mau bekerja dalam bidang pertanian
2
.
Berkurangnya tenaga kerja yang memiliki keterampilan
dan pendidikan yang tinggi di desa
3.
Aktivitas pertanian cenderung
kurang berkembang
karena kurangnya tenaga kerja muda yang masih
produktif dan berpendidikan.
4.
Banyaknya tindak kejahatan di perkotaan
5.
Meningkatnya pengangguran
di kota karena sebagian
urbanisan kesulitan
memperoleh pekerjaan di kota
6.
Berkembangnya permukiman kumuh di kota
7.
Munculnya masalah kemacetan karena makin
banyaknya orang yang malakukan
mobilitas
8.
Munculnya masalah lingkungan
seperti masalah
sampah karena sebagian penduduk
yang pindah ke
kota belum bisa menyesuaikan
diri dengan cara hidup
di kota.
2)
Transmigrasi
Transmigrasi adalah perpindahan
penduduk dari daerah
yang padat ke daerah yang kurang padat. Orang yang
melakukan transmigrasi disebut transmigran. Transmigrasi
adalah bentuk migrasi penduduk yang khas Indonesia karena
tidak dijumpai di daerah lainnya. Di Indonesia transmigrasi
dilakukan oileh pemerintah karena makin besarnya jumlah
penduduk di wilayah tertentu, khususnya di Pulau Jawa dan
sumber : http://statks.kidsklik.com/statics/
files/2013/09/1379763044600506927.jpg
Gambar 2.19 Kemacetan di
perkotaan sebagai salah satu
dampak urbanisasi
sumber :http://i.okezone.tv/
photos/2013/01/04/8393/52049_large.
jpg
Gambar 2.18 Permukiman Kumuh
dan Kemacetan sebagai dampak
dari urbanisasi
94
95
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Bali. Sementara itu, penduduk di luar Jawa masih sedikit dan
lahannya masih sangat luas.
Program transmigrasi di Indonesia dimulai sejak
pemerintah Indonesia memindahkan warga masyarakat
Sukadana Kecamatan Bagelen ke Lampung pada tanggal 12
Desember 1950. Sebelumnya sejak tahun 1905 telah terjadi
perpindahan penduduk dari Pulau Jawa ke daerah lainnya di
luar Jawa. Pada saat itu, pemindahan penduduk dilakukan
oleh Belanda dengan istilah kolonisasi. Tujuannya adalah
untuk dipekerjakan sebagai tenaga kerja perkebunan dan
pertambangan.
Daerah asal transmigrasi terdiri atas Jawa Barat (Bogor,
Purwakarta dan Sukabumi), Jawa Tengah (Surakarta), Jawa
Timur (Bondowoso, Pasuruan, Situbondo dan Sampang),
Yogyakarta, dan Lampung (Pasawaran dan Lampung Utara).
Daerah tujuan transmigrasi diantaranya Sumatra Barat,
Bengkulu, Sumatra Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Barat, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Selatan, Maluku Utara dan Maluku.
Sumber: krisdinar.wordpress.com
Gambar 2.20 Salah satu daerah transmigrasi di Kabupaten Batanghari
Jambi
94
95
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kamu telah mempelajari mobilitas penduduk di Indonesia, khususnya
transmigrasi. Selanjutnya lakukanlah kegiatan berikut ini.
1. Bagi kelas kalian menjadi 5 kelompok.
2. Perhatikan Peta Indonesia di bawah ini! Peta tersebut belum
memberikan informasi kepada pembacanya. Tugas kamu adalah
mengisi peta tersebut dengan data daerah asal dan daerah tujuan
transmigrasi seperti yang telah diuraikan pada buku ini.
3. Beri warna yang berbeda sesuai dengan klasifikasinya, misalnya
warna merah untuk provinsi asal transmigrasi, warna biru untuk
propinsi tujuan transmigrasi dan warna hijau daerah bukan tujuan
transmigrasi dan daerah asal transmigrasi.
4. Carilah informasi lebih rinci tentang masing-masing daerah asal
dan daerah tujuannya. Misalnya ke mana sajakah daerah tujuan
dari transmigran asal Jawa Barat. Informasi dapat kalian peroleh
dari lembaga pemerintah maupun internet.
5. Buatlah simbol panah untuk menunjukkan arah dari daerah asal
ke daerah tujuan.
6. Lengkapi peta dengan legenda.
Aktivitas Kelompok
96
97
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
2. Sarana dan Prasarana Mobilitas Penduduk.
Mobilitas antarwilayah di Indonesia tidak dapat dilakukan
tanpa adanya sarana dan prasarana transportasi yang memadai.
Untuk mendukung mobilitas penduduk antarwilayah, pemerintah
membangun sarana jalan dan jembatan, kapal laut dan pesawat.
Dengan tersedianya sarana tersebut, interaksi sosial, budaya,
ekonomi antarpenduduk dapat berjalan dengan baik dan akan
memperkokoh persatuan dan kesatuan Indonesia.
Sarana jalan telah dibangun di berbagai daerah di Indonesia.
Namun, karena intensitas penggunaan jalan lebih banyak di Pulau
Jawa, jaringan jalan di Pulau Jawa lebih baik dibandingkan dengan
jaringan jalan di pulau lainnya. Ini terjadi karena penduduk jauh
lebih banyak di pulau tersebut dibandingkan dengan pulau lainnya.
Gambaran tentang jaringan jalan di Indonesia dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik tahun 2011,
menunjukkan bahwa total panjang jalan di Indonesia mencapai
496.607 km, terdiri atas jalan negara sepanjang 38.570 km, jalan
provinsi sepanjang 53.642 km, jalan kabupaten sepanjang 404.395
km. Ini berarti jalan kabupaten jauh lebih panjang dibanding jalan
provinsi dan negara.
No Jalan Menurut Kewenangan
Panjang jalan (km)
Jalan Negara
38.570
Jalan Provinsi
53.642
Jalan Kabupaten
404.395
Total
496.607
Tabel 2.6 Panjang Jalan Dirinci Menurut Tingkat Kewenangan di
Indonesia Tahun 2011
Sumber: BPS 2011
96
97
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Gambar 2.22 Sarana Transportasi Kapal Laut
Sumber: http://infobisnis.co/khusus/images/kapal-rororrr.jpg
Jaringan jalan ini sangat penting dalam mendukung aktivitas
sosial ekonomi penduduk.
Selain jalan raya, terdapat pula jalan kereta api. Jalan kereta
api di Indonesia hanya tersedia di dua pulau yaitu di Jawa dan
Sumatra.
Karena jumlah penduduk dan aktivitasnya yang besar, maka
jalan kereta api di Jawa jauh lebih padat dibanding dengan Pulau
Sumatra. Berdasarkan data BPS tahun 2011, jumlah penumpang
yang menggunakan jasa kereta api mencapai 199 juta penumpang.
Jumlah barang yang dimuat dengan menggunakan jalur kereta api
mencapai 20.438.000 ton.
Sarana perhubungan lainnya yang dikembangkan oleh Indonesia
adalah sarana transportasi laut. Sarana ini dikembangkan karena
Indonesia merupakan negara kepulauan yang satu dengan lainnya
terpisah oleh lautan.
Agar interaksi antar pulau berjalan dengan baik, maka
pemerintah terus meningkatkan prasarana transportasi lautnya.
Sumber: http://www.bbj.or.id/wp-content/uploads/2012/05/kereta-api11.jpg
Gambar 2.21 Sarana Transportasi Kereta Api
98
99
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Kapal laut memiliki keunggulan dibandingkan dengan pesawat
dari segi jumlah penumpang dan barang yang mampu diangkutnya.
Bahkan, untuk mengangkut barang dalam jumlah besar, misalnya
bahan tambang dan mobil, maka kapal laut menjadi pilihan satu-
satunya.
Berdasarkan data dari BPS tahun 2011, jumlah muatan
barang yang diangkut oleh kapal-kapal antar pulau di Indonesia
mencapai 238.940.000 ton, sedangkan aktivitas bongkar mencapai
284.292.000 ton. Jumlah penumpang yang diangkut oleh kapal laut
mencapai 19.996.800 orang.
Kapal laut dapat dibedakan menjadi kapal Ro-Ro adalah kapal yang
dapat memuat kendaraan yang berjalan masuk ke dalam kapal
dengan penggeraknya sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga (Wikipedia).
Kapal ini banyak digunakan untuk penyeberangn antara Pulau Jawa dengan
Pulau Sumatra, Pulau Jawa dengan Pulau Madura dan Pulau Jawa dengan
Pulau Bali
Wawasan
Gambar 2.23 Rute Pelayaran di Indonesia
Sumber: PELNI
98
99
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Di manakah bandara tersibuk di dunia? Airport
Council International menentukan bahwa Bandara Hartsfield-
Jackson di Atlanta, Amerika sebagai bandara tersibuk di dunia.
Berikutnya adalah Bandara Internasional Beijing, kemudian
Bandara Heathrow-London. Bandara Soekarno-Hatta menempati
urutan ke-11.
Sumber: http://id.berita.yahoo.com
Wawasan
Kamu telah belajar tentang potensi alam dan mobilitas penduduk antarwilayah.
Selanjutnya, perhatikan peta rute pelayaran di Indonesia! Jika kamu akan
melakukan perjalanan dengan menggunakan sarana angkutan laut dari dan
menuju tempat-tempat berikut ini, tentukanlah jalur yang harus dilewati untuk
sampai ke tempat tujuan.
Keberangkatan
Tujuan
Rute yang Dilewati
Menado
Pekanbaru
Padang
Palangkaraya
Surabaya
Ambon
Lombok
Sorong
Gorontalo
Natuna
Aktivitas Kelompok
100
101
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Sarana t
ransportasi berikutnya adalah tranportasi udara.
Keadaan geografis Indonesia yang terjadi atas kepulauan dan urutan
Transportasi udara semakin menjadi pilihan masyarakat Indonesia,
terutama kelompok masyarakat menengah ke atas. Sarana
transportasi tersebut memiliki keunggulan dalam hal kecepatan.
Namun, kelemahannya adalah harga tiket yang belum terjangkau
oleh kebanyakan masyarakat Indonesia.
Pemerintah berupaya membangun sarana prasarana transportasi
udara dengan membangun pelabuhan di sejumlah daerah. Pesawat
udara juga terus ditingkatkan jumlah dan kualitasnya sesuai
kebutuhan dengan mengikutsertakan pihak swasta.
Sejumlah rute baru juga terus ditambah untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan membuka keterisolasian suatu wilayah.
Pemanfaatan sarana transportasi udara tidak hanya untuk
mengangkut penumpang tetapi juga barang dengan jumlah terbatas.
Adapun gambaran tentang penggunaan pesawat di Indonesia dapat
dilihat pada tabel berikut ini.
Gambar 2.24 Sarana Transportasi Udara
Sumber: http://jelajahbelitung.com/wp-content/uploads/2012/09/
100
101
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Berdasarkan t
abel tersebut, tampak bahwa jumlah pada tahun
2011 jumlah keberangkatan pesawat di Indonesia mencapai 671.953
unit dan mampu mengangkut penumpang sebesar 59.275.637 orang.
Angka kedatangan pesawat juga tidak jauh berbeda dengan angka
kedatangannya. Sementara itu, jumlah muatan barang mencapai
463.507 ton. Adapun rute penerbangan di Indonesia dapat dilihat
pada gambar berikut ini :
Deskripsi
Unit
2011
1. Pesawat
Berangkat
Unit
671,953
Datang
Unit
671,377
2. Penumpang
Berangkat
Orang
59,275,637
Datang
Orang
59,035,279
Transit
Orang
8,216,516
3. Barang
Muat
Ton
463,507
Sumber: Badan Pusat Stastistik, 2011
Tabel 2.7 Penggunaan Sarana Transportasi Udara di
Indonesia Tahun 2011
102
103
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Sumber: Kementerian Perhubungan RI
Gambar 2.25 Rute Penerbangan Pesawat di Indonesia
Kamu telah belajar tentang mobilitas penduduk antarwilayah di
Indonesia. Selanjutnya, perhatikanlah peta rute penerbangan di
Indonesia! Perhatikanlah rute-rute penerbangan di Indonesia dari
Gambar 2.25. Tentukan rute perjalanan dari tempat keberangkatan
ke tempat tujuan.
Keberangkatan
Tujuan
Rute yang Dilewati
Aceh
Makassar
Palangkaraya
Makassar
Bandung
Menado
Bengkulu
Batam
Ambon
Palangkaraya
Aktivitas Individu
102
103
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Yogyakarta
Padang
Bangka
Samarinda
Pontianak
Ambon
D. Pengertian dan Jenis Lembaga Sosial
Terbentuknya lembaga sosial berawal dari kebutuhan masyarakat
akan keteraturan kehidupan bersama. Lembaga sosial adalah satu
jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dalam melakukan
hubungan antar manusia dalam menjalani kehidupan dengan tujuan
mendapatkan keteraturan hidup.
Meningkatnya aktivitas manusia dalam memanfaatkan sumber daya
alam mengharuskan adanya suatu lembaga yang mengatur aktivitas
tersebut.
Mengapa demikian? Karena tanpa ada aturan yang jelas, aktivitas
manusia dalam memanfaatkan sumber daya alam dapat berakibat buruk
bagi alam dan bagi manusia itu sendiri.
Bagaimanakah peran lembaga sosial dalam pemanfaatan sumber
daya alam? Lembaga sosial di masyarakat yang ada di masyarakat
bentuknya bermacam-macam seperti keluarga, lembaga pendidikan,
lembaga ekonomi, lembaga politik, dan lembaga agama. Setiap lembaga
memiliki fungsi yang berbeda-beda dan memiliki hubungan yang saling
melengkapi.
1. Keluarga
Keluarga merupakan unit sosial yang terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anaknya. Dalam keluarga diatur
hubungan antara anggota keluarga sehingga anggota keluarga
mempunyai peran dan fungsi masing-masing. Contohnya, ayah
merupakan kepala keluarga dan tulang punggung keluarga. Ayah
mempunyai kewajiban memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
Ibu bersebagai pendamping kepala keluarga dalam menjaga
keutuhan dan keharmonisan rumah tangganya. Keluarga merupakan
tempat sosialisasi pertama bagi anak. Di lingkungan keluarga, anak
104
105
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
mulai dilatih dan diperkenalkan cara-cara hidup bersama dengan
orang lain. Ia diajak memahami lingkungan yang lebih luas ,sehingga
pada saatnya nanti seorang anak benar-benar siap untuk hidup
dalam masyarakat. Oleh orang tuanya, anak diperkenalkan aturan
dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
2. Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan adalah tempat berlangsungnya kegiatan
belajar yang dilakukan
untuk mengubah
tingkah laku seseorang
menjadi lebih baik melalui hubungan dengan lingkungan sekitar.
Lembaga pendidikan meliputi jenjang pra-sekolah sampai ke jenjang
pendidikan tinggi. Lembaga pendidikan dapat dikatakan sebagai
lembaga sosial lanjutan setelah keluarga. Melalui lembaga pendidikan,
anak akan dikenalkan mengenai kehidupan bermasyarakat yang
lebih luas. Anak juga akan belajar bagaimana cara memanfaatkan,
mengolah, dan menghemat sumber daya alam.
Pada masa pra aksara nenek moyang bangsa Indonesia belum
mengenal budaya tulis, senang berburu, berpindah-pindah, dan
suka sekali berkumpul di saat senja dan malam hari, melingkari
api unggun dan saling berbagi pengalaman hari itu. Pendidikan di
masa ini adalah tentang segala cara untuk bertahan hidup (seperti
membuat api) dan berkenalan dengan alam raya.
Sumber: kemdikbud
Gambar 2.26 Lembaga sosial keluarga
104
105
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Berikutnya pada bercocok tanam, perkembangan pendidikan
dimulai dari cara hidup menetap, kemudian belajar meramu hasil
buruan, lalu berkembang lagi dengan belajar bercocok tanam di lahan
sekitar tempat yang mereka tinggali. Perkembangan selanjutnya,
mereka mulai mencoba membuat peralatan untuk mempermudah
hidup. Misalnya, alat yang tadinya berbahan batu kasar dirubah
menjadi lebih halus. Terakhir, masa ini ditandai dengan adanya
sistem kepercayaan (animisme dan dinamisme).
Pada masa kerajaan Hindu dan Buddha, pendidikan dipengaruhi
ajaran agama tersebut. Pada zaman Hindu dan Buddha,
perkembangan pendidikan disesuaikan dengan pusat pertumbuhan
masyarakat Hindu dan Budha yang berkembang bersama kerajaan
besar yang ada di Jawa dan Sumatra. Kemudian kedua agama
tersebut berkembang ke berbagai negara di Asia Timur dan Asia
Tenggara termasuk ke Indonesia yang akhirnya memengaruhi
kebudayaan Indonesia begitu juga dengan pendidikan yang diajarkan
agama Hindu-Budha.
Sumber: http://dewikcute.files.wordpress.com/2010/08/1-ta.jpg
Gambar 2.27 Lembaga Pendidikan
Tahukah kalian bahwa semua perabotan atau perkakas di rumah
merupakan hasil dari sumber daya alam. Karena itu, semakin bayak perab-
otan semain banyak sumber daya alam yang digunakan.
Wawasan
106
107
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Pada masa Hindu-Budha ini, kaum Brahmana merupakan golongan
yang menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran. Materi pelajaran
yang diberikan ketika itu antara lain: teologi, bahasa dan sastra,
ilmu-ilmu kemasyarakatan, ilmu perbintangan, ilmu pasti, perhitungan
waktu, seni bangunan, seni rupa dan lain-lain.
Pola pendidikannya mengambil model asrama khusus, dengan
fasilitas belajar seperti ruang diskusi dan seminar.
Beberapa peninggalan karya sastra yang sempat lahir pada
zaman Hindu-Buddha antara lain : Arjuna Wiwaha karya Mpu Kanwa,
BharataYudha karya Mpu Sedah , Hariwangsa karya Mpu Panuluh,
Gatotkacasraya karya Mpu Panuluh, Smaradhahana karya Mpu
Dharmaja, Negara Kertagama karya Mpu Prapanca, Arjunawijaya
karya Mpu Tantular, Sotasoma karya Mpu Tantular, dan Pararaton.
Begitu pula pada masa awal agama Islam masuk di Nusantara,
pendidikan dan pengajaran pun mengalami penyesuaian dengan
ajaran agama Islam. Islam datang ke negeri ini dari berbagai sisi,
dan pembawa Islam ke Nusantara lebih banyak datang dari para
pedagang. Pendidikan masa Islam diawali dengan pendidikan di
langgar atau surau. Materi yang diajarkan bersifat dasar dimulai
dengan mempelajari abjad dalam huruf arab.
K.H. Achmad Dahlan
adalah seorang pahlawan
nasional Indonesia yang
lahir di Yogyakarta Tahun
1868. Beliau dikenal
sebagai pendiri lembaga
atau organisasi sosial
keagaman bernama
Muhammadiyah. Beliau
dipandang sangat berjasa dalam membangun
kesadaran bangsa Indonesia melalui pembaruan
Islam dan pendidikan di Indonesia.
http://immcabangbskm.files.wordpress.com
Tokoh
106
107
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Murid-murid diajar secara individual dan menghadap pada guru
satu persatu, dengan duduk bersila di sekeliling guru. Kemudian
berkembang menjadi pesantren, murid-murid (santri) yang belajar
diasramakan dalam suatu kompleks yang dinamakan pondok. Materi
pelajarannya berupa dasar kepercayaan dan keyakinan Islam dan
kewajiban-kewajiban bagi pemeluk Islam. Berkembang lagi menjadi
madrasah, lembaga pendidikan modern, mengikuti perkembangan
zaman. Ketiga sistem pendidikan ini, sejak agama Islam masuk ke
Indonesia hingga sekarang masih tetap bertahan.
3. Lembaga Ekonomi
Lembaga ekonomi bagian dari lembaga sosial yang mengatur
hubungan antar manusia dalam pemenuhan kebutuhan pokok.
Lembaga ekonomi bertujuan mengatur bidang-bidang ekonomi
dalam rangka mencapai kehidupan yang sejahtera dan terpenuhinya
kebutuhan masyarakat. Secara sederhana lembaga ekonomi dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
•
Sektor Agraris meliputi kegiatan pertanian, seperti sawah,
perladangan, perikanan,
dan peternakan.
•
Sektor Industri ditandai dengan
kegiatan produksi barang.
Sektor ini membutuhkan lembaga ekonomi yang saling berhubungan
dan saling
bergantung dalam satu sistem contohnya pabrik mobil,
pabrik makanan, dan lainnya.
Sumber : www.google.co.id/search?q=gambar+kegiatan+perdagangan+
di+pasar
Gambar 2.28.Sektor Perdagangan Berperan dalam Menyalurkan
Hasil Sumber daya Alam pada Konsumen
108
109
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
•
Sektor Perdagangan merupakan
aktivitas penyaluran barang
dari produsen ke konsumen. Sektor ini mengembangkan tatanan
sosial untuk menjalin
hubungan antara pembeli dan penjual.
Di sektor
ini diatur cara memperoleh keuntungan, cara pembelian
baik secara kontan maupun kredit, dan memupuk semangat
kewirausahaan.
4. Lembaga Politik
Lembaga politik merupaka
n suatu badan khusus yang mengatur
pelaksanaan kekuasaan dan wewenang yang menyangkut kepentingan
masyarakat agar tercapai suatu keteraturan dan tata tertib kehidupan
bermasyarakat. Lembaga politik dapat berbentuk pemerintahan
yang berperan sebagai pemelihara keamanan dan ketertiban, serta
melayani dan melindungi masyarakat. Contoh lembaga politik adalah
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), partai politik, Majelis Perwakilan
Rakyat (MPR), pemerintah pusat dan daerah, dan sebagainya.
5. Lembaga Agama
Lembaga Agama adalah sistem keyakinan dan praktik keagamaan
dalam masyarakat. Agama pada dasarnya aktivitas manusia untuk
berhubungan dengan Tuhannya. Agama sangat penting untuk
menyeimbangkan kehidupan manusia yaitu antara kehidupan dunia
dan akhirat.
Pendidikan agama menutun invidu untuk berprilaku baik terhadap
sesama manusia, mahkluk hidup lain dan alam sekitar.
Sumber: http://www.berita8.com/images/
berita/normal/DPR886421%40.jpg
Gambar 2.29 Lembaga Politik dalam Menentukan
Kebijakan pengelolaan Sumberdaya Alam
108
109
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Harus disadari bahwa sumber daya alam adalah karunia Tuhan
yang diberikan kepada manusia dan harus disyukuri. Salah satu
caranya dengan memelihara kelestarian alam.
Kyai Haji Mohammad Hasjim Asy’arie lahir 10 April
1875 di Jombang Jawa Timur. Beliau adalah seo
-
rang Pahlawan Nasional Indonesia sekaligus sebagai
pendiri organisasi massa Islam terbesar di Indonesia
yaitu Nahdlatul Ulama (NU). Beliau juga adalah ayah
dari Presiden ke-4 Indonesia yaitu K.H. Abdurachman
Wahid atau dikenal Gus Dur.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/d/dc/Hasy-
im_Asy%27ari.jpg
Tokoh
Proyek 1
1.
Bagi kelas kalian menjadi
empat kelompok
2.
Masing-masing kelompok
mencari informasi di lingkungan Rukun
Tetangga (RT) atau Rukun Warga (RW) tentang keadaan komposisi
penduduk (jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, suku dan agama)
dalam kurun waktu tiga tahun terakhir. Sajikanlah hasilnya dalam
bentuk tabel dan grafik. Buatlah deskripsi dan kesimpulan dari tabel
atau grafik komposisi penduduk yang kalian buat.
3.
Presentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas.
4.
Waktu untuk melakukan kegiatan ini selama satu minggu.
Proyek
110
111
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Rangkuman
1.
Populasi asli Indonesia adalah ras berkulit gelap serta bertubuh kecil
dan keturunan dari ras asli ini disebut orang Vedda
atau disebut juga
Austro-Melanosoid.
2.
Kau
m pendatang datang dalam dua gelombang, yaitu gelombang
pertama disebut Proto-Melayu dan gelombang kedua disebut Deutero-
Melayu.
3.
Indonesia memiliki jumlah
penduduk yang sangat besar dan memiliki
kepadatan antar provinsi yang tidak merata.
Proyek 2
Kamu telah mempelajari pengertian dan jenis lembaga sosial.
Selanjutnya, lakukanlah tugas berikut ini.
1.
Bagi kelas kamu menjadi lima kelompok.
2.
Masing-masing kelompok
melakukan pemetaan lokasi lembaga
sosial. Misalnya kelompok 1 memetakan lembaga pendidikan,
kelompok 2 memetakan lembaga agama dan seterusnya.
3.
Carilah informasi
alamat lembaga sosial yang ada di daerahmu
dari berbagai sumber. Sesuaikan dengan cakupan wilayah yang
dipetakan, misalnya wilayah yang akan dipetakan lembaga sosialnya
adalah tingkat desa, maka carilah informasi alamatnya ke kantor
desa.
4.
Lakukan kunjungan ke lokasi lembaga sosial yang dipetakan agar
dapat
ditentukan posisinya pada peta. Carilah informasi tentang
profil lembaga yang dikunjungi.
5.
Buatlah peta dengan memperhatikan aturan pemetaan dan
kelengkapan
komponen petanya. Tempatkan posisi dari lembaga
yang dipetakan sesuai dengan hasil kunjungan lapangan.
6.
Buatlah laporan hasil kegiatan proyeknya
7.
Masing-masing kelompok menyajikan
hasilnya di depan kelas.
110
111
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
4.
Sebagian besar penduduk
Indonesia berpendidikan SD/MI/Sederajat.
Penduduk yang berpendidikan sarjana masih sangat kecil.
5.
Agama yang dianut oleh penduduk Indonesia
terdiri atas Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Buddha, Khong Hu Chu dan lain-lain. Namun, mayoritas
penduduk memeluk Agama Islam.
6.
Sebagian besar penduduk I
ndonesia masih bekerja pada sektor
pertanian.
7.
Perbandingan atau komposisi penduduk desa-kota di Indonesia
menunjukkan hampir berimbang dari sisi jumlah. Namun,
penduduk
desa tetap lebih banyak dibandingkan dengan penduduk kota.
8.
Perpinda
han penduduk tersebut secara umum disebut mobilitas
penduduk.
9.
Migrasi permanen
atau migrasi yaitu bentuk mobilitas yag bertujuan
untuk menetap di suatu wilayah.
10.
Mobilitas non permanen
yaitu mobilitas sementara atau tidak bertujuan
untuk menetap. Mobilitas non permanen dibedakan menjadi sirkulasi
dan komutasi.
11.
Urbanisasi adalah
perpindahan penduduk dari desa ke kota, sedangkan
transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari daerah yang padat ke
daerah yang masih jarang penduduknya.
12.
Pemerintah membangun sarana jalan dan jembatan,
kapal laut dan
pesawat untuk mendukung mobilitas penduduk dan barang antarwilayah
di Indonesia.
13.
Lembaga sosial adalah satu
jenis lembaga yang mengatur rangkaian
tata cara dalam melakukan hubungan antarmanusia dalam menjalani
kehidupan dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup.
14.
Lembaga sosial
terdiri atas lembaga keluarga, lembaga pendidikan,
lembaga ekonomi, lembaga politik, dan lembaga agama.
112
PB
Kelas VII SMP/MTs
Edisi Revisi
Ilmu Pengetahuan Sosial
Uji Pemahaman Materi
1.
Jelaskan kedatangan nenek moyang bangsa Indonesia ke wilayah
Nusantara?
2.
Mengapa sebaran penduduk Indonesia tidak merata?
3.
Apa keuntungan dan kerugian jika penduduk suatu negara jumlahnya
sangat besar?
4.
Mengapa sebagian besar penduduk Indonesia lebih banyak yang
bekerja di sektor pertanian?
5.
Mengapa sebagian besar penduduk Indonesia memeluk agama
Islam?
6.
Wilayah mana di Indonesia yang persentase pemeluk agama
islamnya lebih kecil dari agama lainnya?
7.
Mengapa penduduk Jawa dan Bali yang bekerja di sektor pertanian
lebih rendah persentasenya dibandingkan dengan Penduduk Pulau
lainnya di Indonesia?
8.
Masalah apa saja yang terjadi di kota sebagai dampak dari urbanisasi?
9.
Mengapa Indonesia menerapkan program transmigrasi?
10.
Mengapa sarana transportasi udara semakin banyak dipilih oleh
masyarakat Indonesia untuk melakukan perjalanan yang cukup jauh?
11.
Apa kelebihan dan kekurangan dari sarana transportasi udara
dibandingkan dengan sarana transportasi laut?
12.
Bagaimanakah peranan lembaga sosial dan ekonomi dalam
pemanfaatan sumber daya alam?